Rangkuman Materi Bunyi dan Cahaya di Sekitar Kita

MATERI IPAS Cahaya dan Bunyi di Sekitar Kita TUJUAN PEMBELAJARAN 1.1 Menjelaskan cara benda menghasilkan bunyi dan sumber bunyi. 1.2 Menjelaskan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 1.3 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indra pendengaran. 1.4 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indra penglihatan. 1.5 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indra penglihatan. Cahaya di Sekitar Kita Cahaya Tampak Cahaya yang dapat ditangkap oleh mata. Contohnya: cahaya senter, cahaya lilin, cahaya matahari, dll Cahaya tidak tampak Cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata. Contohnya sinar ultraviolet Sifat-Sifat Cahaya Sifat-sifat cahaya antara lain: Cahaya merambat lurus Contohnya: Berkas cahaya lampu sorot terlihat lurus dari kejauhan Cahaya menembus benda bening Contohnya: Cahaya menembus kaca jendela. Cahaya dapat dipantulkan Contohnya: Pemantulan pada permukaan air yang rata dan pemantulan pada cermin Pemantulan pada cermin Cermin Datar Bayangan tegak dan maya. Bayangan sama besar, tinggi dan jarak dengan benda sesungguhnya. Bagian kanan bayangan adalah bagian kiri benda sesungguhnya, dan sebaliknya. Cermin Cekung Jika letak benda amat dekat dari cermin: bayangan tegak, lebih besar, dan semu. Jika letak benda cukup jauh dari cermin: bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Jika letak benda jauh dari cermin: bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. Cermin Cembung Bayangan tegak, ukuran bayangan lebih kecil, dan semu. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya yang merambat melalui dua medium yang berbeda kerapatannya, akan mengalami pembelokan cahaya (pembiasan). Contohnya: - Pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan terlihat patah. Kolam renang terlihat lebih dangkal. Cahaya dapat diuraikan Pelangi merupakan salah satu contoh penguraian cahaya dengan menggunakan butir-butir air hujan. Warna pelangi yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya juga dapat diuraikan dengan prisma kaca. Indra Penglihatan Kita menggunakan mata untuk melihat dunia di sekeliling kita. Mata terdiri atas mata bagian luar dan bagian dalam. a. Bagian-bagian mata 1) Mata bagian luar Bulu mata. (Berfungsi melindungi mata dari debu). Alis mata. (Berfungsi melindungi mata dari air atau keringat yang menuju ke mata). Kelopak mata. (Berfungsi unuk menutup bola mata). 2) Mata bagian dalam Iris (mengatur besar kecilnya pupil serta memberi warna mata). Pupil (mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata). Sklera (bagian putih mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cedera dan benda asing, serta mempertahankan bentuk bola mata) Kornea (bagian sklera berwarna bening untuk menerima dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata). Lensa mata meneruskan dan memfokuskan cahaya agar jatuh tepat di retina. Otot mata (menggerakkan bola mata). Retina (lapisan tipis dan transparan di bagian belakang bola mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak). Bintik kuning:peka terhadap cahaya. Bintik buta: tidak peka terhadap cahaya. Koroid (lapisan pembuluh darah dan jaringan ikat yang terletak di antara retina dan sclera). Saraf mata (meneruskan rangsang cahaya saraf pusat di otak). b. Gangguan Penglihatan: 1) Rabun Jauh (Miopia) - Benda dekat terlihat jelas - Bayangan benda jatuh di depan retina - Benda jauh tidak jelas Penderita dapat menggunakan kacamata berlensa cekung 2) Rabun Dekat (hipermetropia) - Benda jauh terlihat jelas - Bayangan benda jatuh di belakang retina - Benda dekat tidak jelas Penderita dapat menggunakan kacamata berlensa cembung 3) Mata Tua (Presbiopia) Berkurangnya kemampuan penglihatan mata karena usia tua. 4) Buta Warna Keadaan seseorang tidak dapat membedakan warna. 5) Rabun Senja Kondisi dimana mata tidak dapat beradaptasi dengan kondisi cahaya rendah, seperti pada malam hari. B. Bunyi di Sekitar Kita Secara umum, bunyi merupakan segala sesuatu yang dapat didengar oleh telinga kita. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber Bunyi Contoh: pita suara bergetar ketika berbicara, seruling yang ditiup. Jenis Bunyi Bunyi dihasilkan oleh getaran yang memiliki frekuensi tertentu. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga, yaitu: bunyi infrasonik, bunyi audiosonik, dan bunyi ultrasonik a. Bunyi infrasonik Bunyi dengan frekuensi 20 Hz. Manusia tidak dapat mendengar bunyi infrasonik. Contoh makhluk hidup yang dapat mendengar bunyi infrasonik adalah gajah dan jangkrik. b. Bunyi audiosonik Bunyi dengan frekuensi 20-20.000 Hz. Suara berbisik 20 Hz, Bunyi pesawat terbang di udara 120 Hz. Bunyi audiosonik dapat didengar manusia. c. Bunyi ultrasonic Bunyi dengan frekuensi 20.000 Hz. Manusia tidak dapat mendengar bunyi ultrasonik. Hewan tertentu yang dapat mendengar bunyi ultrasonik adalah kelelawar dan lumba-lumba. Sifat-Sifat Bunyi a. Bunyi Dapat Merambat - Bunyi merambat melalui benda padat - Bunyi merambat di dalam air - Bunyi merambat di udara Kecepatan perambatan bunyi melalui media Padat > Cair > Gas b. Bunyi Dapat Dipantulkan Saat mengenai suatu benda, bunyi yang dihasilkan dari suatu sumber bunyi akan mengalami pemantulan. Macam-macam bunyi pantul antara lain: Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli Contoh: Ketika berbicara di ruangan yang sempit Gema Gema adalah pantulan bunyi yang terdengar setelah bunyi aslinya. Contoh: Suara orang yang berteriak di lembah. Tebing akan memantulkan suara kita. Akan tetapi, jarak yang jauh membuat bunyi pantulan tersebut terdengar setelah kita selesai berteriak. Jadi saat gema terjadi, suara pantulan akan terdengar setelah kita selesai berteriak. Gaung Contoh gaung: suara yang terdengar ketika kita berbicara di ruangan yang sempit. Untuk mencegah gaung, dinding ruang pertunjukan musik dilapisi dengan karet atau busa. 2. Manfaat Pemantulan Bunyi a. Mendeteksi keretakan pada logam Memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian pesawat terbang b. Pemeriksaan USG Foto janin dalam perut ibu hamil hasil pemeriksaan USG (ultrasonografi). c. Mengukur kedalaman laut d. Mengetahui kedudukan benda dalam laut Dapat mengetahui kapal selam dan kelompok ikan dalam laut 3. Bunyi pada Alat Musik Gitar. Gitar dimainkan dengan cara dipetik senarnya. Saat senar gitar dipetik, ruang di dalam badan gitar memperkuat bunyi asli senar sehingga dapat terdengar untuk kita dengar. Perkusi Bunyi dihasilkan dari resonansi udara di dalam badan perkusi. Terompet Bunyi berasal dari aliran udara yang menggetarkan ruag tabung terompet. 4. Indra Pendengaran a. Bagian-Bagian Telinga Bunyi dari sumber bunyi akan merambat melalui benda padat, cair, atau gas hingga ke telinga. Telinga luar: daun telinga dan liang telinga Telinga tengah: Tulang-tulang pendengaran (Berfungsi meneruskan getaran bunyi ke koklea) Gendang telinga (Berfungsi menerima bunyi dari telinga luar dan meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran) Telinga dalam Saluran setengah lingkaran (berfungsi membantu mempertahankan keseimbangan tubuh) Saraf pendengaran (berfungsi meneruskan bunyi ke otak) Koklea (Berfungsi menerima dan meneruskan bunyi ke saraf pendengaran) Saluran eustachius (berfungsi menghubungkan telinga tengah dengan faring) b. Gangguan Pendengaran 1) Otitis media, yaitu peradangan pada telinga tengah. 2) Otosklerosis, yaitu kelainan pada pertumbuhan tulang-tulang pendengaran. c. Cara Merawat Telinga 1) Membesihkan telinga bagian luar dengan kapas dan air hangat. 2) Tidak memasukkan benda tajam ke dalam telinga. 3) Menutup telinga jika mendengar suara yang terlalu keras. 4) Jika mengalami gangguan pendengaran segera periksa ke dokter THT.

Ringkasan Materi Seni Rupa Kelas 5

RINGKASAN MATERI SENI RUPA Lingkup Materi: 1. Unsur Rupa dan Prinsip Desain 2. Perpaduan Unsur dan Prinsip Desain 3. Berkarya dari Pengalaman dan Pengetahuan 4. Membat Karya berdasarkan Gagasan dan Inspirasi UNSUR RUPA DAN PRINSIP DESAIN Seni rupa adalah karya seni yang dapat dilihat dan dirasakan dengan indera penglihatan serta perabaan. Seni rupa di sekitar kita sering terwujud dalam benda sehari-hari seperti poster, kain batik, hingga desain produk. Unsur-unsur Rupa 1. Garis: Elemen dasar yang membentuk batas, bentuk, atau arah (contoh: garis lurus, lengkung, putus-putus). 2. Bentuk: Penampilan luar dari suatu objek, baik 2D (bidang) maupun 3D (volume). 3. Warna: Memberi keindahan, makna, dan suasana pada karya. 4. Tekstur: Permukaan karya, bisa halus, kasar, licin, atau bertekstur. 5. Ruang: Kesannya dapat berupa ruang nyata (3D) atau ruang semu (ilusi 3D pada gambar 2D). 6. Gelap Terang (Value): Perbedaan intensitas cahaya yang memberi dimensi dan kedalaman. Prinsip Desain 1. Kesatuan (Unity): Semua unsur saling berhubungan dan terlihat menyatu. 2. Keseimbangan (Balance): Penyusunan yang membuat karya stabil dan tidak berat sebelah (simetris/asimetris). 3. Irama (Rhythm): Pola pengulangan unsur rupa yang menciptakan gerakan atau harmoni. 4. Penekanan (Emphasis): Bagian karya yang paling menarik perhatian. 5. Proporsi: Perbandingan yang seimbang antara bagian satu dengan lainnya. 6. Keselarasan (Harmony): Kombinasi unsur-unsur yang memberikan rasa serasi. Contoh Penerapan dalam Kehidupan • Garis dan warna pada motif batik menggunakan unsur garis, bentuk, dan prinsip irama. • Kesatuan dan irama pada desain poster atau brosur memadukan warna mencolok dan penekanan pada pesan utama. • Keseimbangan pada tata letak ruang kelas atau desain taman sekolah, yaitu menggabungkan kesatuan, keseimbangan, dan proporsi. . • Penekanan pada desain logo untuk menarik perhatian. • Karya kerajinan tanah liat: Memanfaatkan tekstur dan ruang. PERPADUAN UNSUR DAN PRINSIP DESAIN Perpaduan unsur rupa (seperti garis, bentuk, warna, tekstur, ruang, dan gelap terang) dengan prinsip desain (kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi, dan keselarasan) menghasilkan karya seni yang harmonis, bermakna, dan menarik. 1. Perpaduan Unsur dan Prinsip Desain • Kesatuan (Unity): Semua unsur rupa digabungkan sehingga terlihat menyatu dan saling melengkapi. Contoh: Lukisan pemandangan yang menyelaraskan warna, garis, dan bentuk. • Keseimbangan (Balance): Mengatur elemen agar tidak berat sebelah, baik secara simetris maupun asimetris. Contoh: Desain poster dengan teks di kiri dan gambar di kanan. • Irama (Rhythm): Pengulangan unsur rupa untuk menciptakan gerakan atau pola yang menarik. Contoh: Motif kain tenun dengan pola garis berulang. • Penekanan (Emphasis): Menonjolkan bagian tertentu agar menarik perhatian. Contoh: Logo produk dengan warna mencolok pada nama merek. • Proporsi: Perbandingan ukuran yang sesuai antar elemen. Contoh: Gambar manusia dengan tangan dan kepala yang proporsional. • Keselarasan (Harmony): Kombinasi elemen yang serasi dan tidak bertabrakan. Contoh: Warna-warna pastel dalam desain interior ruang kelas. 2. Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Poster kampanye lingkungan: o Menggabungkan teks (garis), warna mencolok (penekanan), dan tata letak yang seimbang. 2. Desain taman sekolah: o Perpaduan bentuk, tekstur tanaman, dan proporsi yang menciptakan harmoni. 3. Kerajinan mozaik: o Menggunakan pola berulang (irama) dari potongan kecil untuk membentuk gambar yang utuh (kesatuan). 4. Lukisan mural dinding: o Memadukan gelap terang, warna yang selaras, dan bentuk yang proporsional. BERKARYA DARI PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN Berkarya seni rupa dapat berasal dari berbagai sumber gagasan, seperti pengalaman pribadi, keterampilan yang dikuasai, dan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran. Dengan memadukan semua ini, peserta didik dapat menciptakan karya seni yang unik dan bermakna. 1. Sumber Gagasan dalam Berkarya Seni Rupa • Pengalaman Pribadi: Mengambil inspirasi dari kegiatan sehari-hari, perjalanan, atau perasaan. Contoh: Melukis pemandangan saat berlibur atau menggambar kenangan bersama keluarga. • Keterampilan yang Dimiliki: Menggunakan teknik yang telah dipelajari dalam seni rupa, seperti menggambar, melukis, atau membuat kerajinan. Contoh: Membuat kerajinan anyaman dari bahan lokal setelah mempelajari tekniknya. • Pengetahuan dari Mata Pelajaran Lain: Menerapkan ilmu dari mata pelajaran lain sebagai tema atau ide karya seni. Contoh: o Pelajaran IPA: Melukis ekosistem hutan. o Pelajaran IPS: Membuat poster tentang budaya daerah. o Pelajaran Matematika: Membuat pola simetris pada kain batik. 2. Contoh Karya Seni dari Berbagai Gagasan 1. Gambar Pemandangan Sekolah: o Sumber: Pengalaman sehari-hari melihat lingkungan sekolah. o Teknik: Menggambar menggunakan unsur garis dan warna. 2. Poster Hemat Energi: o Sumber: Pengetahuan dari pelajaran IPA tentang energi. o Teknik: Kolase dari bahan bekas untuk membuat pesan visual menarik. 3. Lukisan Tradisional: o Sumber: Pengetahuan IPS tentang budaya lokal. o Teknik: Menggunakan cat air untuk menggambar tarian tradisional. 4. Kerajinan Anyaman: o Sumber: Pengalaman belajar keterampilan seni rupa. o Teknik: Menggunakan bahan bambu untuk membuat keranjang sederhana. MEMBUAT KARYA BERDASARKAN GAGASAN DAN INSPIRASI Peserta didik diajarkan untuk menciptakan karya seni rupa yang orisinal berdasarkan gagasan pribadi atau inspirasi dari lingkungan sekitar. Karya ini menggabungkan berbagai unsur rupa untuk menghasilkan seni yang indah dan bermakna. 1. Unsur-Unsur yang Digunakan • Garis: Elemen dasar untuk membentuk pola, sketsa, atau batas. Contoh: Garis lengkung untuk pola bunga atau garis lurus untuk bangunan. • Warna: Memberikan suasana, keindahan, dan ekspresi. Contoh: Warna cerah untuk kesan gembira atau warna gelap untuk kesan tenang. • Tekstur: Menunjukkan permukaan kasar, halus, atau bertekstur. Contoh: Tekstur kasar dari anyaman kertas atau halus pada lukisan cat air. • Bentuk: Penampilan wujud 2D (bidang) seperti lingkaran, atau 3D (bangun) seperti kubus. Contoh: Membuat bentuk rumah atau pohon dalam gambar. • Bangun: Struktur atau bentuk geometris yang digunakan dalam karya seni. Contoh: Segitiga untuk atap rumah atau lingkaran untuk matahari. 2. Cara Membuat Karya Rupa 1. Pilih Gagasan: o Dari diri sendiri (misalnya, pengalaman liburan, perasaan, atau cerita). o Dari inspirasi luar (seperti pemandangan alam, hewan, atau budaya lokal). 2. Rancang Karya: o Gunakan sketsa untuk menggambar garis besar ide. o Pilih kombinasi warna, bentuk, dan tekstur untuk memperkuat pesan karya. 3. Eksekusi Karya: o Terapkan teknik menggambar, melukis, atau membuat kerajinan sesuai ide. o Pastikan unsur garis, warna, bentuk, dan tekstur saling mendukung. 3. Contoh Karya Seni Rupa 1. Lukisan Pemandangan: o Gagasan: Inspirasi dari lingkungan alam. o Unsur: Garis untuk menggambar pohon, warna hijau dan biru untuk kesegaran, tekstur halus untuk langit. 2. Poster Kebersihan Lingkungan: o Gagasan: Ajakan untuk menjaga lingkungan. o Unsur: Garis tegas untuk teks, warna cerah untuk menarik perhatian, bentuk simbol seperti daun. 3. Kerajinan Kolase: o Gagasan: Menggunakan bahan bekas untuk tema bebas. o Unsur: Tekstur kasar dari potongan kertas, bentuk geometris untuk pola dekoratif. 4. Miniatur Rumah dari Kardus: o Gagasan: Inspirasi dari bangunan tradisional daerah. o Unsur: Garis lurus untuk dinding, bangun persegi dan segitiga untuk struktur rumah, tekstur kasar dari kardus.

Alur Berpikir Menurut Para Filsuf

Perlu diingat bahwa para filsuf memiliki berbagai pandangan dan pendekatan yang berbeda-beda mengenai proses berpikir. Namun, secara umum, mereka menyoroti beberapa aspek penting dalam alur berpikir manusia. Aspek-Aspek Penting dalam Alur Berpikir Menurut Para Filsuf: Socrates: Metode Sokratik Pertanyaan: Socrates terkenal dengan metode "pertanyaan dan jawaban" yang bertujuan untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang suatu konsep. Dengan mengajukan pertanyaan yang terus-menerus, Socrates mendorong orang untuk berpikir kritis dan meragukan asumsi-asumsi yang mereka pegang. Dialog: Socrates percaya bahwa pengetahuan sejati tercapai melalui dialog dan pertukaran ide dengan orang lain. Plato: Teori Bentuk Dunia Ideal: Plato membedakan antara dunia fisik (dunia nyata) dan dunia ideal (dunia bentuk). Menurutnya, pengetahuan sejati terletak pada dunia ideal, di mana terdapat bentuk-bentuk sempurna dari segala sesuatu. Alegori Gua: Melalui alegori gua, Plato menggambarkan bagaimana manusia terjebak dalam persepsi yang terbatas dan bagaimana filsafat dapat membantu kita mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang realitas. Aristoteles: Logika Sillogisme: Aristoteles mengembangkan sistem logika yang dikenal sebagai silogisme, yaitu suatu bentuk penalaran deduktif yang terdiri dari premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Empirisme: Selain logika, Aristoteles juga menekankan pentingnya pengalaman empiris dalam memperoleh pengetahuan. Descartes: Keraguan Metodis Keraguan: Descartes memulai filsafatnya dengan meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan. Tujuannya adalah untuk menemukan dasar pengetahuan yang pasti dan tidak dapat diragukan. "Cogito, ergo sum": "Aku berpikir, maka aku ada" adalah pernyataan terkenal Descartes yang menjadi titik awal bagi filsafat modern. Kant: Kantianisme Kategoris Kantian: Kant berpendapat bahwa pikiran manusia memiliki kategori-kategori tertentu yang digunakan untuk memahami dunia. Kategori-kategori ini membatasi cara kita memahami realitas. Nomor Noumenon: Kant membedakan antara fenomena (dunia sebagaimana kita persepsikan) dan noumena (dunia sebagaimana adanya). Alur Berpikir Secara Umum: Persepsi: Kita menerima informasi dari dunia luar melalui panca indera. Konseptualisasi: Informasi tersebut kemudian diproses dan diorganisasi dalam pikiran kita menjadi konsep-konsep. Penalaran: Kita menggunakan logika untuk menarik kesimpulan dari konsep-konsep yang telah terbentuk. Evaluasi: Kita mengevaluasi kesimpulan yang kita dapatkan untuk memastikan kebenarannya. Karakteristik Berpikir Kritis: Meragukan: Tidak menerima informasi begitu saja, tetapi selalu mencari bukti yang mendukung. Analitis: Membongkar suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk dianalisis. Sintesis: Menggabungkan berbagai informasi untuk membentuk pemahaman yang lebih utuh. Evaluatif: Menilai kebenaran dan relevansi informasi. Kreatif: Menemukan solusi baru dan inovatif. Kesimpulan Alur berpikir manusia adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor, mulai dari pengalaman pribadi, budaya, hingga struktur kognitif otak. Para filsuf telah memberikan berbagai perspektif yang berharga untuk memahami bagaimana kita berpikir. Dengan memahami alur berpikir, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan belajar.

Analisis Berpikir dan Manfaafnya

Beberapa analisis berpikir yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: Analisis Berpikir Kritis 1. Pertanyaan 5W + 1H: S...

Populer