PIDATO POLITIK KETUA PRESIDIUM PMKRI CABANG NGADA PERIODE 2018-2019


MEWUJUDKAN INDONESIAN YANG MAJU, BERSIH DAN MAKMUR DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN

OLEH
Senobius Mbasu

Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua.
·         Yang terhormat Sekretaris Jenderal, Tomson Sabungan Silalahi
·         Yang saya hormati dan saya banggakan rekan-rekan  DPC
·         Yang saya hormati PLT.Bupati Ngada atau Pejabat yang mewakili
·         Yang saya hormati pimpinan DPRD Ngada atau yang mewakili
·         Yang saya hormati bapak Kapolres Ngada
·         Yang saya hormati Dandim 1625 Ngada
·         Yang saya hormati Para senior/alumni
·         Yang saya hormati ketua presidium dari cabang Ende dan Ruteng serta jajarannya yang sempat hadir pada kesempatan ini.
·         Yang saya hormati para tamu undangan
·         Yang saya hormati rekan-rekan media
·         Serta hadirin yang berbahagia
Pertama-tama tidak ada kata yang paling pantas untuk kita ucapkan pada kesempatan ini selain ungkapan rasa syukur kita kepada Yang Maha Agung atas nikmat-Nya yaitu nikmat berupa kesempatan dan kesehatan sehingga kita boleh hadir pada kesempatan yang mulia ini.
Saya mengucapkan selamat kepada rekan-rekan DPC PMKRI Cabang Ngada yang pada malam hari ini kita telah dikukuhkan menjadi pengurus PMKRI Ngada untuk satu periode ke depan. Hal ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk kita untuk mulai bekerja dan berjuang sesuai dengan visi dan misi yang menjadi landasan pergerakan kita. Sebagai kader Gereja dan tanah air saya berharap momen pelantikan pada malam hari ini seyogyanya menjadi sumber inspirasi dan juga motivasi dalam segala perjuangan kita ke depan. Momen pelantikan pada malam hari ini terasa menjadi istimewa karena dihadiri oleh sekjen PMKRI Pengurus Pusat. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pak Sekjen yang sudah berupaya untuk hadir pada kesempatan yang berahmat ini. Terimakasih pula untuk kehadiran dari bapak PLT…. Juga untuk para senior alumni yang dengan segala militansinya mendukung kegiatan ini baik secara moral maupun materil serta semua pihak yang sudah berkontribusi baik berupa ide maupun materi. Tentu juga menjadi sebuah kebahagiaan dengan kehadiran dari rekan-rekan DPC dari Cabang Ende dan Ruteng. Sekali lagi terimakasih atas kesediaannya untuk hadir pada momen pelantikan ini. Ini tentunya memberi pengaruh positif untuk Cabang Ngada untuk lebih semangat dalam perjuangan ke depan untuk membangun kader yang memiliki sumber daya sesuai dengan yang diharapkan.
Hadirin yang saya muliakan
Kehadiran PMKRI di kabupaten Ngada telah menjadi ancaman bagi pihak-pihak dan kelompok elite yang senang melakoni dan mempraktikan tindakan kesewenang-wenangan dan ingin mempertahankan status quo. Suara PMKRI selalu dipandang sebagai musuh, bahkan pada dua tahun yang lalu petinggi kabupaten Ngada memobisasi massa untuk melakukan aksi perlawanan dengan PMKRI. PMKRI tidak memiliki parang, bamboo runcing dan senjata. Senjata yang PMKRI miliki adalah senjata intelektual. Senjata intelektual yang kami miliki, kami tak pernah satu mili pun mundur terhadap penindasan dan ketidakadilanTerhadap tindakan sewenang-wenang, korupsi, kolusi, Nepotisme, dan eksplotasi ketidaktahuan masyarakat untuk melanggengkan rezim, sehingga bagi PMKRI hanya ada satu kata yaitu Lawan dan Lawan. Karena bagi PMKRI tantangan teringan adalah MATI. Sehingga tantangan terberatnya tidak ada lagi.
Sejalan dengan tema pelantikan yang diambil dari perikop Injil Lukas pada hari ini (Luk 10:12) Aku Bersyukur Kepada-Mu Bapa, Tuhan Langit Dan Bumi, Karena Semuanya Itu Engkau Sembunyikan Bagi Orang Bijak Dan Pandai, Tetapi Engkau Nyatakan Bagi Orang Kecil”. Jika kita cermati, cernai dan resapi secara iman, pelantikan pada hari ini bukanla sebuah kebetulan melainkan atas restu Sang Khalik Agung. Tuhan sudah mengutus kami sebagai Pasukan gereja dan selalu berpihak pada orang kecil, lemah, termarjinal dan tak berdaya. Karena prinsip perjuangan PMKRI adalah Vioice the voiceless (Bersuara bagi kelompok tak bersuara) dan Option The Poor (Berjuang bagi yang miskin papa). Di tempat yang sangat bermartabat ini saya bisa memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa totalitaas kader PMKRI tidak dapat ditakar dan ditawar menawar lagi dengan besaran harta ataupun uang. Militansi kader tak pernah lekang oleh waktu.
Hadirin yang saya segani
Di bawah visi perjuangannya berjuang dengan terlibat dan berpihak kepada kaum tertindas yang dijiwai oleh nilai-nilai kekatolikan demi mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati, maka PMKR sebagai lembaga ekstra parlemen yang selalu berpijak pada independesi perjuangan terus mengkawal jalannya roda pemerintahan mulai dari tingkat pusat hingga daerah. PMKR juga terus melihat dinamika dan fenomena sosial yang terjadi sebagai bentuk ketidakmatangan proses berpikir pemerintah dan masyarakat. Dari berbagai sumber pemeberitaan elektronik ataupun Koran kita  menyaksikan konflik sosial yang terjadi sebagai akibat dari ujaran kebencian, Hoaks, dan isu agama sebagai jalan pintas menuju kekuasaan. Penggunaan media sosial sudah mencedrai prinsip-prinsip-nilai. Banyak peristiwa politik yang membuahkan perpecahan bahkan pertumpahan darah. Menciptakan musuh berkepanjangan. Orang sudah tidak berpikir lagi bahwa sesame manusia adalah insan ciptaan Tuhan yang sama seperti dirinya. Padahal esensi demokrasi yang benar adalah sarana menuju kesejahteraan rakyat atau Bonum Commune.
Gagalnya Partai Politik dalam melakukan agenda kaderisasi kader Partai mengakibatkan lahirnya politisi-politisi carbitan yang dihasilkan hanya karena kecelakaan demokrasi. Politisi yang lahir karena mampu eksploitasi pemilih dan mengedepankan praktik politik uang atau Money Politis. Pemimpin seperti ini pada akhirnya setelah terpilih dan dilantik sebagai Bupati Wakil Bupati dan DPRD yang ditimbul dalam pikiran mereka adalah ilmu dagang politik. Kemarin saya keluar berapa, saat ini saya harus tutup lima kali lipat dari jumlah uang rakyat. Banyak kejadian di republic ini, para Gubernur, anggota DPRD Bupati dan Walikota seakan tidak ada perasaan malu lagi ketika mencuri uang rakyat. Merampok uang rakyat seakan menjadi langgan bagi para pemimpin politik yang nurani tumpul.Ruang otonomi telah melahirkan orang kaya baru yang banyak di tingkat kabupaten. Politik pencitraan mulai dimainkan agar mengkibuli masyarakat. Wajar terjadi jika ada banyak penderma-penderma baru. Curi lima milliard bagai-bagi rakyat dengan seratu ribu rupiah, secara ekonomi dia masih tetap untung.
Hadirin yang saya muliakan
Saat ini saya mengajak kita lihat dan renungkan kabupaten tercinta kita kota dingin Ngada. Analogi yang tepat yang dapat kita sematkan ke kabupaten Ngada dengan kompleksitas masalah yaitu, seperti Air di termos, yakni dingin diluar panas bagian dalam. Masyarakat Kabupaten Ngada telah dikibuli dengan politik pencitraan, sehingga seolah-olah mata telah rabun., pikiran sudah tumpul dalam melihat dan mempertajam permasalahan-permasalahan yang ada di kabupaten Ngada. Pada tahun 2016/2017, pemerintah kabupaten Ngada telah mewacakan  pemindahan ibu kota Kabupaten Ngada yaitu dari Bajawa ke Moromoto. Bagi PMKRI ini kebijakan mimpi semalam, karena tanpa didahulu dengan kajian dan analisis yang  mendetail agar tidak melahirkan konflik vertikal dan horizontal di masyarakat. Bidang pendidikan pemerintah kabupaten Ngada sangat tidak berpihak di sector pendidikan. Buktinya program Bantuan Operasional Pendidikan seperti ikan lumba-lumba. Kalalu menjelang momen politik baru Bosdiknya ada. Semantara tenaga pendidikan dengan hati beninng mendidik anak bangsa agar tidak ada lagi yang buta huruf. Para Guru di kabupaten Ngada melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa. Pemerintah kabupaten Ngada juga telah melakukan pembohongan public terkait dengan kehadiran kampus Undana II Bajawa. Saat ini kampus tersebut suda ditutup dan semua mahasiswa kulia di Undana Kupang semua. Pertanyaaan kritis yang hendak kami PMKRI ajukan kepada PEMDA Ngada, Dimanakah komitmen anda terhadap rakyat Ngada. Semantara di sisi lain, sudah banyak APBD Ngada yang dikeluarkan untuk kepentingan UNDANA Bajawa. Yang PMKRI kwahatirkan jangan samapai pembangunan UNDANA II Bajawa hanya sebagai modus untuk mendapatkan keuantungan. Sektor kesehatan, Pemda Ngada benar-benar juga kurang focus dengan urusan kesehatan buktinya program Bantuan Operasional  Kesehatan Daerah (BOKDA) juga seperti ikan lumba-lumba. BOKDA ini juga syarat kepentingan politis.  Pembohongan PEMDA Ngada akan Beasiswa mahasiswa yang sampai dengan saat ini tidak terealisasi. Pemerintah Kabupaten Ngada juga secara Sistema matis dan massif tidak melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat bahkan harus melakukan permohonan maaf dengan Menteri Apratur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi ketika tiga tahun kemarin PEMDA Ngada menolak tenaga guru SM3T, Bidan PTT, dan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Alasan bahwa pemerintah Kabupaten Ngada tidak melakukan Analisis Beban Kerja itu adalah alasan penghias bibir atau Lip Services. PMKRI menyadari orientasi kuliah tidak untuk PNS tetapi untuk membuka lapangan kerja sendiri. Tetap ketika Negara masih memberikan ruang CPNS tidak ada salahnya jika ada barisan intelektual lain yang ingin mendarmabaktikan dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pertanyaanya samapai kapan CPNS baru dibuka di Ngada.
Rekrutmen SEKDA Ngada yang mengedepankan unsur subjektivitas semakin memperjelas buruknya manajemen pemerintah kabupaten Ngada. PMKRI menduga kuat proses seleksi SEKDA hanya mengkibuli public tetapi sesungguhnya siapa yang keluar nama sebagai SEKDA Ngada sudah ada. BANSOS sudah digunakan sebagai alat politi DPRD Incumbent Ngada untuk memenangkan kembali pada 17 April 2019 nanti. OTT Bupati Ngada mencerminkan lemahnya pengawasan DPRD Ngada, dan lemahnya penegakan hokum di kabupaten Ngada. Hukum di kabupaten berlaku tajam ke bawah tumpul ke atas. Adanya perselingkuhan kepentingan Antara Bupati dan DPRD Ngada semakin memperjelas bahwa mereka sudah lupa rakyat. Banyaknya kasus korupsi dan OTT di kabupaten Ngada sebenarnya ini adalah tamparan keras buat penegak hokum di kabupaten Ngada. PMKRI patut menduga ada oknum Polri di Ngada ikut bermain proyek juga.  Kalau ini yang terjadi maka, dambaan rakyat sudah tidak ada lagi dalam melakukan proses hokum. Karena yang tukan pegang buka KUHP juga ikut kerja proyek.  Kultur demokrasi di Ngada telah diwarnai dengan kultur politik uang. Padahal PMKRI mendorong politik adu gagasan atau ide. Politik ide atau gagasan akan semakin mencerdaskan masyarakat sebagai pemilih. Agar mereka tidak memilih seperti kucing dalam karung.
Kepada DPC terlantik dan anggota aktiv PMKRI saya mengajak agar kita tidak boleh putus asa, lemah dan mundur terhadap banyaknya persoalan yang telah disebutkan tadi. Banyak ekspektasi yang masyarakat Ngada hari ini titipkan kepada kita. Mereka saat ini menanti gebrakan rill yang harus kita lakukan. Momen pelantikan ini adalah awal yang baik semakin melegitimasi keberanian kita untuk nyatakan kepada public Ngada bahkan Indonesia bahwa kita ada. Tidak sekedear ada, tetapi kita hadir dan bermanfaat bagi banyak orang. Kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
Mohon maaf apabila dalam penyampaian pidato politik saya ada hal yang kurang berkenaan. Sekian dan terima kasih.

Pro Ecclesia Et Patria !!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Berpikir dan Manfaafnya

Beberapa analisis berpikir yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: Analisis Berpikir Kritis 1. Pertanyaan 5W + 1H: S...

Populer