MEWUJUDKAN INDONESIAN YANG MAJU, BERSIH DAN MAKMUR
DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN
OLEH
Senobius Mbasu
Selamat malam, salam
sejahtera bagi kita semua.
·
Yang
terhormat Sekretaris Jenderal, Tomson Sabungan Silalahi
·
Yang
saya hormati dan saya banggakan rekan-rekan
DPC
·
Yang
saya hormati PLT.Bupati Ngada atau Pejabat yang mewakili
·
Yang
saya hormati pimpinan DPRD Ngada atau yang mewakili
·
Yang
saya hormati bapak Kapolres Ngada
·
Yang
saya hormati Dandim 1625 Ngada
·
Yang
saya hormati Para senior/alumni
·
Yang
saya hormati ketua presidium dari cabang Ende dan Ruteng serta jajarannya yang
sempat hadir pada kesempatan ini.
·
Yang
saya hormati para tamu undangan
·
Yang
saya hormati rekan-rekan media
·
Serta
hadirin yang berbahagia
Pertama-tama tidak ada kata yang paling pantas untuk kita ucapkan pada
kesempatan ini selain ungkapan rasa syukur kita kepada Yang Maha Agung atas
nikmat-Nya yaitu nikmat berupa kesempatan dan kesehatan sehingga kita boleh
hadir pada kesempatan yang mulia ini.
Saya
mengucapkan selamat kepada rekan-rekan DPC PMKRI Cabang Ngada yang pada malam
hari ini kita telah dikukuhkan menjadi pengurus PMKRI Ngada untuk satu periode ke
depan. Hal ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk kita untuk mulai
bekerja dan berjuang sesuai dengan visi dan misi yang menjadi landasan
pergerakan kita. Sebagai kader Gereja dan tanah air saya berharap momen
pelantikan pada malam hari ini seyogyanya menjadi sumber inspirasi dan juga
motivasi dalam segala perjuangan kita ke depan. Momen pelantikan pada malam
hari ini terasa menjadi istimewa karena dihadiri oleh sekjen PMKRI Pengurus
Pusat. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pak Sekjen
yang sudah berupaya untuk hadir pada kesempatan yang berahmat ini. Terimakasih
pula untuk kehadiran dari bapak PLT…. Juga untuk para senior alumni yang dengan
segala militansinya mendukung kegiatan ini baik secara moral maupun materil
serta semua pihak yang sudah berkontribusi baik berupa ide maupun materi. Tentu
juga menjadi sebuah kebahagiaan dengan kehadiran dari rekan-rekan DPC dari
Cabang Ende dan Ruteng. Sekali lagi terimakasih atas kesediaannya untuk hadir
pada momen pelantikan ini. Ini tentunya memberi pengaruh positif untuk Cabang
Ngada untuk lebih semangat dalam perjuangan ke depan untuk membangun kader yang
memiliki sumber daya sesuai dengan yang diharapkan.
Hadirin
yang saya muliakan
Kehadiran
PMKRI di kabupaten Ngada telah menjadi ancaman bagi pihak-pihak dan kelompok
elite yang senang melakoni dan mempraktikan tindakan kesewenang-wenangan dan
ingin mempertahankan status quo. Suara
PMKRI selalu dipandang sebagai musuh, bahkan pada dua tahun yang lalu petinggi
kabupaten Ngada memobisasi massa untuk melakukan aksi perlawanan dengan PMKRI.
PMKRI tidak memiliki parang, bamboo runcing dan senjata. Senjata yang PMKRI
miliki adalah senjata intelektual. Senjata intelektual yang kami miliki, kami
tak pernah satu mili pun mundur terhadap penindasan dan ketidakadilanTerhadap
tindakan sewenang-wenang, korupsi, kolusi, Nepotisme, dan eksplotasi
ketidaktahuan masyarakat untuk melanggengkan rezim, sehingga bagi PMKRI hanya
ada satu kata yaitu Lawan dan Lawan. Karena bagi PMKRI tantangan teringan
adalah MATI. Sehingga tantangan terberatnya tidak ada lagi.
Sejalan dengan tema pelantikan yang diambil dari
perikop Injil Lukas pada hari ini (Luk 10:12) Aku Bersyukur Kepada-Mu Bapa,
Tuhan Langit Dan Bumi, Karena Semuanya Itu Engkau Sembunyikan Bagi Orang Bijak
Dan Pandai, Tetapi Engkau Nyatakan Bagi Orang Kecil”. Jika kita cermati, cernai
dan resapi secara iman, pelantikan pada hari ini bukanla sebuah kebetulan
melainkan atas restu Sang Khalik Agung. Tuhan sudah mengutus kami sebagai
Pasukan gereja dan selalu berpihak pada orang kecil, lemah, termarjinal dan tak
berdaya. Karena prinsip perjuangan PMKRI adalah Vioice the voiceless (Bersuara bagi kelompok tak bersuara) dan Option The Poor (Berjuang bagi yang
miskin papa). Di tempat yang sangat bermartabat ini saya bisa memberikan
keyakinan kepada kita semua bahwa totalitaas kader PMKRI tidak dapat ditakar
dan ditawar menawar lagi dengan besaran harta ataupun uang. Militansi kader tak
pernah lekang oleh waktu.
Hadirin yang saya segani
Di bawah visi perjuangannya berjuang dengan terlibat
dan berpihak kepada kaum tertindas yang dijiwai oleh nilai-nilai kekatolikan
demi mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati, maka PMKR
sebagai lembaga ekstra parlemen yang selalu berpijak pada independesi
perjuangan terus mengkawal jalannya roda pemerintahan mulai dari tingkat pusat
hingga daerah. PMKR juga terus melihat dinamika dan fenomena sosial yang
terjadi sebagai bentuk ketidakmatangan proses berpikir pemerintah dan
masyarakat. Dari berbagai sumber pemeberitaan elektronik ataupun Koran
kita menyaksikan konflik sosial yang
terjadi sebagai akibat dari ujaran kebencian, Hoaks, dan isu agama sebagai jalan pintas menuju kekuasaan.
Penggunaan media sosial sudah mencedrai prinsip-prinsip-nilai. Banyak peristiwa
politik yang membuahkan perpecahan bahkan pertumpahan darah. Menciptakan musuh
berkepanjangan. Orang sudah tidak berpikir lagi bahwa sesame manusia adalah
insan ciptaan Tuhan yang sama seperti dirinya. Padahal esensi demokrasi yang
benar adalah sarana menuju kesejahteraan rakyat atau Bonum Commune.
Gagalnya Partai Politik dalam melakukan agenda
kaderisasi kader Partai mengakibatkan lahirnya politisi-politisi carbitan yang
dihasilkan hanya karena kecelakaan demokrasi. Politisi yang lahir karena mampu
eksploitasi pemilih dan mengedepankan praktik politik uang atau Money Politis. Pemimpin seperti ini pada
akhirnya setelah terpilih dan dilantik sebagai Bupati Wakil Bupati dan DPRD
yang ditimbul dalam pikiran mereka adalah ilmu dagang politik. Kemarin saya
keluar berapa, saat ini saya harus tutup lima kali lipat dari jumlah uang
rakyat. Banyak kejadian di republic ini, para Gubernur, anggota DPRD Bupati dan
Walikota seakan tidak ada perasaan malu lagi ketika mencuri uang rakyat.
Merampok uang rakyat seakan menjadi langgan bagi para pemimpin politik yang
nurani tumpul.Ruang otonomi telah melahirkan orang kaya baru yang banyak di
tingkat kabupaten. Politik pencitraan mulai dimainkan agar mengkibuli
masyarakat. Wajar terjadi jika ada banyak penderma-penderma baru. Curi lima
milliard bagai-bagi rakyat dengan seratu ribu rupiah, secara ekonomi dia masih
tetap untung.
Hadirin yang saya muliakan
Saat ini saya mengajak kita lihat dan renungkan
kabupaten tercinta kita kota dingin Ngada. Analogi yang tepat yang dapat kita
sematkan ke kabupaten Ngada dengan kompleksitas masalah yaitu, seperti Air di
termos, yakni dingin diluar panas bagian dalam. Masyarakat Kabupaten Ngada
telah dikibuli dengan politik pencitraan, sehingga seolah-olah mata telah
rabun., pikiran sudah tumpul dalam melihat dan mempertajam
permasalahan-permasalahan yang ada di kabupaten Ngada. Pada tahun 2016/2017,
pemerintah kabupaten Ngada telah mewacakan
pemindahan ibu kota Kabupaten Ngada yaitu dari Bajawa ke Moromoto. Bagi
PMKRI ini kebijakan mimpi semalam, karena tanpa didahulu dengan kajian dan
analisis yang mendetail agar tidak
melahirkan konflik vertikal dan horizontal di masyarakat. Bidang pendidikan
pemerintah kabupaten Ngada sangat tidak berpihak di sector pendidikan. Buktinya
program Bantuan Operasional Pendidikan seperti ikan lumba-lumba. Kalalu
menjelang momen politik baru Bosdiknya ada. Semantara tenaga pendidikan dengan
hati beninng mendidik anak bangsa agar tidak ada lagi yang buta huruf. Para
Guru di kabupaten Ngada melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu mencerdasakan
kehidupan bangsa. Pemerintah kabupaten Ngada juga telah melakukan pembohongan
public terkait dengan kehadiran kampus Undana II Bajawa. Saat ini kampus
tersebut suda ditutup dan semua mahasiswa kulia di Undana Kupang semua.
Pertanyaaan kritis yang hendak kami PMKRI ajukan kepada PEMDA Ngada, Dimanakah
komitmen anda terhadap rakyat Ngada. Semantara di sisi lain, sudah banyak APBD
Ngada yang dikeluarkan untuk kepentingan UNDANA Bajawa. Yang PMKRI kwahatirkan
jangan samapai pembangunan UNDANA II Bajawa hanya sebagai modus untuk
mendapatkan keuantungan. Sektor kesehatan, Pemda Ngada benar-benar juga kurang
focus dengan urusan kesehatan buktinya program Bantuan Operasional Kesehatan Daerah (BOKDA) juga seperti ikan
lumba-lumba. BOKDA ini juga syarat kepentingan politis. Pembohongan PEMDA Ngada akan Beasiswa
mahasiswa yang sampai dengan saat ini tidak terealisasi. Pemerintah Kabupaten
Ngada juga secara Sistema matis dan massif tidak melakukan komunikasi dengan
pemerintah pusat bahkan harus melakukan permohonan maaf dengan Menteri Apratur
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi ketika tiga tahun kemarin PEMDA Ngada
menolak tenaga guru SM3T, Bidan PTT, dan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL). Alasan bahwa pemerintah Kabupaten Ngada tidak melakukan Analisis Beban
Kerja itu adalah alasan penghias bibir atau Lip
Services. PMKRI menyadari orientasi kuliah tidak untuk PNS tetapi untuk membuka
lapangan kerja sendiri. Tetap ketika Negara masih memberikan ruang CPNS tidak
ada salahnya jika ada barisan intelektual lain yang ingin mendarmabaktikan
dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pertanyaanya samapai kapan CPNS
baru dibuka di Ngada.
Rekrutmen SEKDA Ngada yang mengedepankan unsur
subjektivitas semakin memperjelas buruknya manajemen pemerintah kabupaten
Ngada. PMKRI menduga kuat proses seleksi SEKDA hanya mengkibuli public tetapi
sesungguhnya siapa yang keluar nama sebagai SEKDA Ngada sudah ada. BANSOS sudah
digunakan sebagai alat politi DPRD Incumbent
Ngada untuk memenangkan kembali pada 17 April 2019 nanti. OTT Bupati Ngada
mencerminkan lemahnya pengawasan DPRD Ngada, dan lemahnya penegakan hokum di
kabupaten Ngada. Hukum di kabupaten berlaku tajam ke bawah tumpul ke atas.
Adanya perselingkuhan kepentingan Antara Bupati dan DPRD Ngada semakin
memperjelas bahwa mereka sudah lupa rakyat. Banyaknya kasus korupsi dan OTT di
kabupaten Ngada sebenarnya ini adalah tamparan keras buat penegak hokum di
kabupaten Ngada. PMKRI patut menduga ada oknum Polri di Ngada ikut bermain
proyek juga. Kalau ini yang terjadi
maka, dambaan rakyat sudah tidak ada lagi dalam melakukan proses hokum. Karena
yang tukan pegang buka KUHP juga ikut kerja proyek. Kultur demokrasi di Ngada telah diwarnai
dengan kultur politik uang. Padahal PMKRI mendorong politik adu gagasan atau
ide. Politik ide atau gagasan akan semakin mencerdaskan masyarakat sebagai
pemilih. Agar mereka tidak memilih seperti kucing dalam karung.
Kepada DPC terlantik dan anggota aktiv PMKRI saya
mengajak agar kita tidak boleh putus asa, lemah dan mundur terhadap banyaknya
persoalan yang telah disebutkan tadi. Banyak ekspektasi yang masyarakat Ngada
hari ini titipkan kepada kita. Mereka saat ini menanti gebrakan rill yang harus
kita lakukan. Momen pelantikan ini adalah awal yang baik semakin melegitimasi
keberanian kita untuk nyatakan kepada public Ngada bahkan Indonesia bahwa kita
ada. Tidak sekedear ada, tetapi kita hadir dan bermanfaat bagi banyak orang.
Kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
Mohon maaf apabila dalam penyampaian pidato politik
saya ada hal yang kurang berkenaan. Sekian dan terima kasih.
Pro Ecclesia Et Patria !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar