PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MEDHA MAZI PADA MATERI ORGANISASI


Oleh
SENOBIUS MBASU
MARTINA NOKO
DEK NGURAH LABA LAKSANA

1Guru di SD Inpres Rutosoro
2Mahasiswa STKIP Citra Bakti
3Dosen STKIP Citra Bakti


ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang memiliki spirit Medha Mazi. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung di dalam ruangan kelas dan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru pamong dan para guru di SDI Rutosoro. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa LKS dengan pendekatan kontekstual medha mazi materi pokok tentang musyawarah tahapan-tahapan yang dilalui dalam pengembangan LKS ini adalah (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penilaian.

Kata Kunci : Pengembangan, LKS, PKn, Kontekstual, Medha mazi. Organisasi.

METODE
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan keterangan mengenai situasi dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi kemudian semuanya dicatat dengan cermat. Wawancara adalah bertemunya dua orang saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna-makna dalam suatu topik tertentu.

PENDAHULUAN
Pendidikan dalam istansi persekolahan mempunyai tujuan utama yakni membentuk dan mengembangkan potensi intelektual yang dilaksanakan secara terprogram dan terkoordinatif, dimana materi pendidikannya dilaksanakan secara metodis, sistematis, intensif, efektif dan efisien menurut ruang dan waktu yang telah ditentukan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada  Pasal 1 Butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. 
Kurikulum 2013 ini berakar pada budaya lokal dan bangsa memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai yang penting. Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dan nasional menjadi nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi nilai yang dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di masa depan.
Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pandangan filsafat eksperimentalisme harus dapat mendekatkan pada hal-hal yang dipelajari di sekolah dengan hal-hal yang terjadi di masyarakat setempat. Oleh karena itu segala sesuatu yang terjadi di masyarakat sebagai sumber  kurikulum. Filosofi rekonstruksi sosial memberi arah kepada kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek yang peduli pada lingkungan sosial, alam, dan lingkungan budaya. Kurikulum juga harus dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi intelektual, berpikir rasional, dan kemampuan membangun masyarakat demokratis peserta didik menjadi suatu kemampuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Sesuai dengan pandangan filsafat esensialisme dan perenialisme, kurikulum harus menempatkan kemampuan intelektual dan berpikir rasional sebagai aspek penting yang harus menjadi kepedulian kurikulum untuk dikembangkan. Kurikulum harus dapat mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang terdidik dan sekolah harus menjadi centre for excellence.  
Permasalahan yang dihadapi oleh instansi persekolahan salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan. Oleh karena itu, usaha peningkatan kualoitas pendidikan terus dilakukan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki praktik pendidikan. Salah satu upaya yang bias dilakukan adalah dengan menciptakan kurikulum yang lebih memberdayakan siswa. Oleh karena itu, dinas pendidikan di kecamata golewa selatan, golewa tengah dan Bajawa menerapkan pendekatan kontekstual dengan spirit medha mazi dalam proses pembelajaran untuk memudahkan perkembangan belajar siswa, dengan menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar.
Sumber belajar merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan guru guna untuk kepentingsn proses pembelajaran, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau keseluruhan (Sudjana dan Rifai, 2003:76). Salah satu sumber belajar yang digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang diharapkan.







PEMBAHASAN

Pengembangan Pembelajaran
Clarence Schauer menyebut pengembangan pembelajaran sebagai perencanaan secara akal sehat untuk mengidentifikasi masalah belajar dan mengusahakan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan suatu rencana terhadap pelaksanaan, evaluasi, uji coba, umpan balik, dan hasilnya.
Twelker, Urbach, dan Buck mendefinisiskan pengembangan pembelajaran sebagai cara yang sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu bahan dari strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran.

Pembelajaran Kontekstual
Nurhadi (2005:5) berpendapat bahwa pembelajaran konstektual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan ketuju komponen utama pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnyaatau authentic assesment. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata siswa yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam  kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah pembelajaran kontekstual, yaitu. (1) Memilih tema, (2) Menentukan konsep-konsep yang dipelajari, (3) Menentukan kegiatan –kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar, (4) Menentukan mata pelajaran terkait(dalam bentuk diagram), (5) Meriviu kegiatan-kegiatan & mata pelajaran yang terkait, (6) Menentukan urutan kegiatan, dan (7) Menyiapkan rencana tindak lanjut.

Medha Mazi
Secara harafiah, medha mazi berasal dari bahasa Bajawa yang terdiri dari dua kata yaitu “medha” artinya duduk atau berkumpul dan “mazi” yang berarti bercerita. Medha mazi berarti berkumpul bersama untuk menyelesaikan persoalan dengan duduk untuk bermusyawarah.
Pengembangannya secara harmonis melalui keseimbangan antara :
Olah hati /etik ,olah pikir /literasi,olah rasa /estetika,olah raga /kinestetik.
Serta harus didasari melalui revolusi mental  yang merupakan perubahan relatif yang  cepat dalam cara berpikir dalam merespon ,bertindak dan bekerja.
Pembelajaran dengan pendekatan Medha mazi merupakan pembelajaran yang  kemudian diangkat kedalam konsep yang dibahas melalui kegiatan duduk secara kelompok untuk bercerita, berdialog, atau bertanya jawab untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara bermusyawarah. Medha mazi merupakan suatu spirit pendekatan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan menganut sistem budaya setempat yakni kebiasaan berkumpul dan berbicara untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama. Boleh dikatakan bahwa spirit medha mazi memiliki kesamaan dengan model kooperatif yaitu siswa duduk secara berkelompok untuk membahas masalah yang diberikan guru melalui LKS.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan  kontekstual spirit medha mazi   adalah menyadarkan peserta didik bahwa apa yang mereka pelajari sangat berguna dalam kehidupan nyata mereka  sehingga mereka  akan memposisikan diri mereka  sendiri yang membutuhkan bekal  untuk  menyelesaikan  berbagai  permasalahan  dalam  kehidupan  sehari-hari.





Lembar Kerja Siswa (Lks)
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan bahan ajar yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
LKS berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sebagai bentuk latihan yang bertujuan agar siswa dapat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu  dan  mempermudah  dalam  kegiatan   pembelajaran  sehingga  akan  terbentuk interaksi  yang  efektif  antara  peserta  didik  dengan  guru,  dan  dapat meningkatkan  aktifitas peserta  didik  dalam  peningkatan  prestasi  belajar. Lembar kerja siswa (LKS) memuat diantaranya judul  LKS,  kompetensi  dasar,  waktu  penyelesaian,  bahan/  peralatan  yang  digunakan, informasi  singkat,  langkah  kerja,  tugas  yang  harus  dilakukan,  dan  laporan  yang  harus dikerjakan. Maka LKS masih sangat dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran yang lebih efektif untuk beberapa pelajaran yang membutuhkan pemahaman melalui latihan-latihan soal. Namun masih banyak siswa yang kurang memahami suatu materi hanya dengan mengerjakan soal-soal yang bersifat teoritis, untuk itu perlu adanya pengembangan LKS dengan pendekatan kontekstual medha mazi atau pemahaman melalui penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan kontekstual medha mazi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah LKS yang dikembangkan berorientasi pada pemunculan masalah yang berhubungan  dengan  kehidupan  nyata siswa sdesuai dengan kebiasaan budaya setempat.  Konteks  masalah  yang  dimunculkan  harus  sesuai dengan konsep materi yang sedang dipelajari. Konteks yang dimaksudkan adalah situasi atau peristiwa  yang  sesuai  dengan  konsep  yang  dipelajari.   Pengembangan  LKS  dengan  pendekatan kontekstual medha mazi ini diharapkan dapat membuat peserta didik akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar  tentang organisasi  karena  mereka  merasa  dekat  dengan  kehidupan mereka sehari-hari dalam penerapannya dalam  kehidupan nyata.


Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang diharapkan.
Tujuan utama PKn adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Selain itu juga brertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, professional, bdertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih untuk saling bekerja sama agar dapat mencapai tujuan bersama.
Tujuan organisasi yaitu: (1) untuk mengatasi keterbatasan kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan, (2) tempat untuk mencapai tujuan dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara bersama-sama, (3) tempat dalam mendapatkan pembagian kerja dan jabatan, (4) tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama, tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama, (5) tempat untuk mendapatkan penghargaan, (6) tempat mendapatkan pengawasan dan kekuasaan, (7) tempat untuk menambat pergaulan serta memanfaatkan adanya waktu luang.







KESIMPULAN
Pengembangan pembelajaran merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata siswa yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam  kehidupan sehari-hari.
Medha mazi berarti berkumpul bersama untuk menyelesaikan persoalan dengan duduk untuk bermusyawarah. Medha mazi merupakan suatu spirit pendekatan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan menganut sistem budaya setempat yakni kebiasaan berkumpul dan berbicara untuk menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan bahan ajar yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang diharapkan.
Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih untuk saling bekerja sama agar dapat mencapai tujuan bersama.










DAFTAR PUSTAKA

Atik Winarti dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika SMP Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Nurhadi. 2005.  CTL (Contextual Teaching and Learning) dan penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.
















DSCI0008.JPGLEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
3.2 Menyebutkan Contoh Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat
Indikator
1.      Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah
2.      Menjelaskan manfaat, tujuan, dan struktur organisasi yang ada di lingkungan sekolah.

Pertanyaan
1.      Jelaskan manfaat mengikuti organisasi di lingkungan sekolah?
2.      Jelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh organisasi sekolah?
3.      Sebutkan organisasi yang yang berada di sekolah dan masyarakat?

DESAIN PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL MEDA MAZI DI KELAS RENDAH


DESAIN PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL MEDA MAZI DI KELAS RENDAH
(judul lainnya lihat halaman berikutnya, judul ini bias diubah sesuai dengan masukan dari guru pamong dan mahasiswa)

Oleh
1Nama guru pamong, 2nama mahasiswa, 3Dek Ngurah Laba Laksana

1Guru di SD xxxxxx, 2Mahasiswa STKIP Citra Bakti, 3Dosen STKIP Citra Bakti
Email: 1email guru, 2obymbasu@gmail.com , 3laba.laksana@citrabakti.ac.id

ABSTRAK
Tuliskan tujuan dari penulisan artikel. Abstrak memuat intisari dari artikel. Paling banyak 200 kata.

Kata kunci: paling banyak 5 kata.

PENDAHULUAN
Apa yang melatarbelakangi penulisan. Tuliskan juga secara singkat kajian teori yang mendukung topik yang dibahas. Serta permasalahan apa yang diangkat.

METODE
Jelaskan secara singkat mengenai subjek penelitian. Bagaimana data dikumpulkan dan bagaimana data dianalisis.Jika merupakan kajian literatur, tuliskan bagaimana proses pengumpulan data. Misalnya, penulisan artikel ini melalui kajian literatur, melalui telaah kajian pustaka, review jurnal, dsb.

PEMBAHASAN
Jawab permasalahan yang telah ditulis di bagian latarbelakang.
Lakukan kajian dengan hasil hasil penelitian yang relevan. Misalnya, temuan dalam penelitian ini, sejalan dengan temuan menurut Laksana (2017).

KESIMPULAN
Simpulkan dari permasalahan.

DAFTAR RUJUKAN


1.      DESAIN PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL MEDA MAZI DI KELAS RENDAH
2.      PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI DALAM KAITANNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SD (STUDI PADA SISWA SD KELAS RENDAH)
3.      DESAIN PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL MEDA MAZI DI KELAS TINGGI
4.      HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI (STUDI PADA SISWA SD KELAS TINGGI)


SDI NIRMALA
1.      PENGUATAN RANAH AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEDA MAZI (STUDI PADA SISWA SD KELAS RENDAH)
2.      PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI PADA MATERI XXXXXXXXX
3.      KESULITAN-KESULITAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MEDAMAZI DI KELAS RENDAH
4.      PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI DI KELAS TINGG: MASALAH DAN SOLUSINYA

SDI DIZI GEDHA
1.      KESULITAN MENGAJAR SISWA SD DI KELAS RENDAH: PERSEPSI GURU DAN CALON GURU
2.      KESULITAN MENGAJAR SISWA SD DI KELAS TINGGI: PERSEPSI GURU DAN CALON GURU
3.      INOVASI AKTIVITAS SISWA DI SEKOLAH YANG MENERAPKAN FULLDAY SCHOOL
4.      INTEGRASI TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN: PERSEPSI GURU-GURU SD

SDK TANALODU
1.      PERSEPSI GURU MENGENAI FULLDAY SCHOOL
2.      PERSEPSI CALON GURU MENGENAI FULLDAY SCHOOL
3.      PERSEPSI SISWA MENGENAI FULLDAY SCHOOL
4.      PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI FULLDAY SCHOOL

SDI LEBIJAGA
1.      KESIAPAN SEKOLAH DALAM  MENERAPKAN FULLDAY SCHOOL (STUDI DI SD-SD KOTA BAJAWA)
2.      FULLDAY SCHOOL DI SD KOTA BAJAWA: MASALAH DAN SOLUSINYA
3.      FULLDAY SCHOOL, APAKAH SUATU KEHARUSAN?

SDI RUTOSORO
1.      PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI PADA MATERI XXXXXXXXX
2.      PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI PADA MATERI XXXXXXXXX
3.      PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MEDA MAZI PADA MATERI XXXXXXXXX



PIDATO POLITIK KETUA PRESIDIUM PMKRI CABANG NGADA PERIODE 2018-2019


MEWUJUDKAN INDONESIAN YANG MAJU, BERSIH DAN MAKMUR DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN

OLEH
Senobius Mbasu

Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua.
·         Yang terhormat Sekretaris Jenderal, Tomson Sabungan Silalahi
·         Yang saya hormati dan saya banggakan rekan-rekan  DPC
·         Yang saya hormati PLT.Bupati Ngada atau Pejabat yang mewakili
·         Yang saya hormati pimpinan DPRD Ngada atau yang mewakili
·         Yang saya hormati bapak Kapolres Ngada
·         Yang saya hormati Dandim 1625 Ngada
·         Yang saya hormati Para senior/alumni
·         Yang saya hormati ketua presidium dari cabang Ende dan Ruteng serta jajarannya yang sempat hadir pada kesempatan ini.
·         Yang saya hormati para tamu undangan
·         Yang saya hormati rekan-rekan media
·         Serta hadirin yang berbahagia
Pertama-tama tidak ada kata yang paling pantas untuk kita ucapkan pada kesempatan ini selain ungkapan rasa syukur kita kepada Yang Maha Agung atas nikmat-Nya yaitu nikmat berupa kesempatan dan kesehatan sehingga kita boleh hadir pada kesempatan yang mulia ini.
Saya mengucapkan selamat kepada rekan-rekan DPC PMKRI Cabang Ngada yang pada malam hari ini kita telah dikukuhkan menjadi pengurus PMKRI Ngada untuk satu periode ke depan. Hal ini tentunya merupakan suatu langkah awal untuk kita untuk mulai bekerja dan berjuang sesuai dengan visi dan misi yang menjadi landasan pergerakan kita. Sebagai kader Gereja dan tanah air saya berharap momen pelantikan pada malam hari ini seyogyanya menjadi sumber inspirasi dan juga motivasi dalam segala perjuangan kita ke depan. Momen pelantikan pada malam hari ini terasa menjadi istimewa karena dihadiri oleh sekjen PMKRI Pengurus Pusat. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pak Sekjen yang sudah berupaya untuk hadir pada kesempatan yang berahmat ini. Terimakasih pula untuk kehadiran dari bapak PLT…. Juga untuk para senior alumni yang dengan segala militansinya mendukung kegiatan ini baik secara moral maupun materil serta semua pihak yang sudah berkontribusi baik berupa ide maupun materi. Tentu juga menjadi sebuah kebahagiaan dengan kehadiran dari rekan-rekan DPC dari Cabang Ende dan Ruteng. Sekali lagi terimakasih atas kesediaannya untuk hadir pada momen pelantikan ini. Ini tentunya memberi pengaruh positif untuk Cabang Ngada untuk lebih semangat dalam perjuangan ke depan untuk membangun kader yang memiliki sumber daya sesuai dengan yang diharapkan.
Hadirin yang saya muliakan
Kehadiran PMKRI di kabupaten Ngada telah menjadi ancaman bagi pihak-pihak dan kelompok elite yang senang melakoni dan mempraktikan tindakan kesewenang-wenangan dan ingin mempertahankan status quo. Suara PMKRI selalu dipandang sebagai musuh, bahkan pada dua tahun yang lalu petinggi kabupaten Ngada memobisasi massa untuk melakukan aksi perlawanan dengan PMKRI. PMKRI tidak memiliki parang, bamboo runcing dan senjata. Senjata yang PMKRI miliki adalah senjata intelektual. Senjata intelektual yang kami miliki, kami tak pernah satu mili pun mundur terhadap penindasan dan ketidakadilanTerhadap tindakan sewenang-wenang, korupsi, kolusi, Nepotisme, dan eksplotasi ketidaktahuan masyarakat untuk melanggengkan rezim, sehingga bagi PMKRI hanya ada satu kata yaitu Lawan dan Lawan. Karena bagi PMKRI tantangan teringan adalah MATI. Sehingga tantangan terberatnya tidak ada lagi.
Sejalan dengan tema pelantikan yang diambil dari perikop Injil Lukas pada hari ini (Luk 10:12) Aku Bersyukur Kepada-Mu Bapa, Tuhan Langit Dan Bumi, Karena Semuanya Itu Engkau Sembunyikan Bagi Orang Bijak Dan Pandai, Tetapi Engkau Nyatakan Bagi Orang Kecil”. Jika kita cermati, cernai dan resapi secara iman, pelantikan pada hari ini bukanla sebuah kebetulan melainkan atas restu Sang Khalik Agung. Tuhan sudah mengutus kami sebagai Pasukan gereja dan selalu berpihak pada orang kecil, lemah, termarjinal dan tak berdaya. Karena prinsip perjuangan PMKRI adalah Vioice the voiceless (Bersuara bagi kelompok tak bersuara) dan Option The Poor (Berjuang bagi yang miskin papa). Di tempat yang sangat bermartabat ini saya bisa memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa totalitaas kader PMKRI tidak dapat ditakar dan ditawar menawar lagi dengan besaran harta ataupun uang. Militansi kader tak pernah lekang oleh waktu.
Hadirin yang saya segani
Di bawah visi perjuangannya berjuang dengan terlibat dan berpihak kepada kaum tertindas yang dijiwai oleh nilai-nilai kekatolikan demi mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati, maka PMKR sebagai lembaga ekstra parlemen yang selalu berpijak pada independesi perjuangan terus mengkawal jalannya roda pemerintahan mulai dari tingkat pusat hingga daerah. PMKR juga terus melihat dinamika dan fenomena sosial yang terjadi sebagai bentuk ketidakmatangan proses berpikir pemerintah dan masyarakat. Dari berbagai sumber pemeberitaan elektronik ataupun Koran kita  menyaksikan konflik sosial yang terjadi sebagai akibat dari ujaran kebencian, Hoaks, dan isu agama sebagai jalan pintas menuju kekuasaan. Penggunaan media sosial sudah mencedrai prinsip-prinsip-nilai. Banyak peristiwa politik yang membuahkan perpecahan bahkan pertumpahan darah. Menciptakan musuh berkepanjangan. Orang sudah tidak berpikir lagi bahwa sesame manusia adalah insan ciptaan Tuhan yang sama seperti dirinya. Padahal esensi demokrasi yang benar adalah sarana menuju kesejahteraan rakyat atau Bonum Commune.
Gagalnya Partai Politik dalam melakukan agenda kaderisasi kader Partai mengakibatkan lahirnya politisi-politisi carbitan yang dihasilkan hanya karena kecelakaan demokrasi. Politisi yang lahir karena mampu eksploitasi pemilih dan mengedepankan praktik politik uang atau Money Politis. Pemimpin seperti ini pada akhirnya setelah terpilih dan dilantik sebagai Bupati Wakil Bupati dan DPRD yang ditimbul dalam pikiran mereka adalah ilmu dagang politik. Kemarin saya keluar berapa, saat ini saya harus tutup lima kali lipat dari jumlah uang rakyat. Banyak kejadian di republic ini, para Gubernur, anggota DPRD Bupati dan Walikota seakan tidak ada perasaan malu lagi ketika mencuri uang rakyat. Merampok uang rakyat seakan menjadi langgan bagi para pemimpin politik yang nurani tumpul.Ruang otonomi telah melahirkan orang kaya baru yang banyak di tingkat kabupaten. Politik pencitraan mulai dimainkan agar mengkibuli masyarakat. Wajar terjadi jika ada banyak penderma-penderma baru. Curi lima milliard bagai-bagi rakyat dengan seratu ribu rupiah, secara ekonomi dia masih tetap untung.
Hadirin yang saya muliakan
Saat ini saya mengajak kita lihat dan renungkan kabupaten tercinta kita kota dingin Ngada. Analogi yang tepat yang dapat kita sematkan ke kabupaten Ngada dengan kompleksitas masalah yaitu, seperti Air di termos, yakni dingin diluar panas bagian dalam. Masyarakat Kabupaten Ngada telah dikibuli dengan politik pencitraan, sehingga seolah-olah mata telah rabun., pikiran sudah tumpul dalam melihat dan mempertajam permasalahan-permasalahan yang ada di kabupaten Ngada. Pada tahun 2016/2017, pemerintah kabupaten Ngada telah mewacakan  pemindahan ibu kota Kabupaten Ngada yaitu dari Bajawa ke Moromoto. Bagi PMKRI ini kebijakan mimpi semalam, karena tanpa didahulu dengan kajian dan analisis yang  mendetail agar tidak melahirkan konflik vertikal dan horizontal di masyarakat. Bidang pendidikan pemerintah kabupaten Ngada sangat tidak berpihak di sector pendidikan. Buktinya program Bantuan Operasional Pendidikan seperti ikan lumba-lumba. Kalalu menjelang momen politik baru Bosdiknya ada. Semantara tenaga pendidikan dengan hati beninng mendidik anak bangsa agar tidak ada lagi yang buta huruf. Para Guru di kabupaten Ngada melaksanakan amanat UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa. Pemerintah kabupaten Ngada juga telah melakukan pembohongan public terkait dengan kehadiran kampus Undana II Bajawa. Saat ini kampus tersebut suda ditutup dan semua mahasiswa kulia di Undana Kupang semua. Pertanyaaan kritis yang hendak kami PMKRI ajukan kepada PEMDA Ngada, Dimanakah komitmen anda terhadap rakyat Ngada. Semantara di sisi lain, sudah banyak APBD Ngada yang dikeluarkan untuk kepentingan UNDANA Bajawa. Yang PMKRI kwahatirkan jangan samapai pembangunan UNDANA II Bajawa hanya sebagai modus untuk mendapatkan keuantungan. Sektor kesehatan, Pemda Ngada benar-benar juga kurang focus dengan urusan kesehatan buktinya program Bantuan Operasional  Kesehatan Daerah (BOKDA) juga seperti ikan lumba-lumba. BOKDA ini juga syarat kepentingan politis.  Pembohongan PEMDA Ngada akan Beasiswa mahasiswa yang sampai dengan saat ini tidak terealisasi. Pemerintah Kabupaten Ngada juga secara Sistema matis dan massif tidak melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat bahkan harus melakukan permohonan maaf dengan Menteri Apratur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi ketika tiga tahun kemarin PEMDA Ngada menolak tenaga guru SM3T, Bidan PTT, dan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Alasan bahwa pemerintah Kabupaten Ngada tidak melakukan Analisis Beban Kerja itu adalah alasan penghias bibir atau Lip Services. PMKRI menyadari orientasi kuliah tidak untuk PNS tetapi untuk membuka lapangan kerja sendiri. Tetap ketika Negara masih memberikan ruang CPNS tidak ada salahnya jika ada barisan intelektual lain yang ingin mendarmabaktikan dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pertanyaanya samapai kapan CPNS baru dibuka di Ngada.
Rekrutmen SEKDA Ngada yang mengedepankan unsur subjektivitas semakin memperjelas buruknya manajemen pemerintah kabupaten Ngada. PMKRI menduga kuat proses seleksi SEKDA hanya mengkibuli public tetapi sesungguhnya siapa yang keluar nama sebagai SEKDA Ngada sudah ada. BANSOS sudah digunakan sebagai alat politi DPRD Incumbent Ngada untuk memenangkan kembali pada 17 April 2019 nanti. OTT Bupati Ngada mencerminkan lemahnya pengawasan DPRD Ngada, dan lemahnya penegakan hokum di kabupaten Ngada. Hukum di kabupaten berlaku tajam ke bawah tumpul ke atas. Adanya perselingkuhan kepentingan Antara Bupati dan DPRD Ngada semakin memperjelas bahwa mereka sudah lupa rakyat. Banyaknya kasus korupsi dan OTT di kabupaten Ngada sebenarnya ini adalah tamparan keras buat penegak hokum di kabupaten Ngada. PMKRI patut menduga ada oknum Polri di Ngada ikut bermain proyek juga.  Kalau ini yang terjadi maka, dambaan rakyat sudah tidak ada lagi dalam melakukan proses hokum. Karena yang tukan pegang buka KUHP juga ikut kerja proyek.  Kultur demokrasi di Ngada telah diwarnai dengan kultur politik uang. Padahal PMKRI mendorong politik adu gagasan atau ide. Politik ide atau gagasan akan semakin mencerdaskan masyarakat sebagai pemilih. Agar mereka tidak memilih seperti kucing dalam karung.
Kepada DPC terlantik dan anggota aktiv PMKRI saya mengajak agar kita tidak boleh putus asa, lemah dan mundur terhadap banyaknya persoalan yang telah disebutkan tadi. Banyak ekspektasi yang masyarakat Ngada hari ini titipkan kepada kita. Mereka saat ini menanti gebrakan rill yang harus kita lakukan. Momen pelantikan ini adalah awal yang baik semakin melegitimasi keberanian kita untuk nyatakan kepada public Ngada bahkan Indonesia bahwa kita ada. Tidak sekedear ada, tetapi kita hadir dan bermanfaat bagi banyak orang. Kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
Mohon maaf apabila dalam penyampaian pidato politik saya ada hal yang kurang berkenaan. Sekian dan terima kasih.

Pro Ecclesia Et Patria !!!





Analisis Berpikir dan Manfaafnya

Beberapa analisis berpikir yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: Analisis Berpikir Kritis 1. Pertanyaan 5W + 1H: S...

Populer